Kamis, 01 Desember 2011

Kisah Perjalanan Patrich Wanggai Menuju Timnas U-23

Kisah Perjalanan Patrich Wanggai Menuju Timnas U-23 - Kisah Patrich Wanggai untuk bermain bola tidak begitu mulus. Penyerang dengan tinggi badan 174 cm itu sempat dilarang bermain sepak bola oleh almarhum ayahnya, Benyamin Wanggai. Namun, setelah melihat kesungguhannya pada sepak bola, ayah dan ibunya pun memberikan izin.
"Papa suruh aku kuliah. Tapi namanya sudah cinta sama sepak bola, jadi tetap mau main bola. Mama juga agak larang. Cuma aku ngomong ke Mama sama Papa, jadinya diizinin terus main bola, " ujar Patrich Wanggai.

Tendangan Bebas Patrich Wanggai Bersarang di Pojok Kanan Kamboja

Kepercayaan dari ayah dan ibunya ini dijadikan Wanggai sebagai pelecut semangatnya hingga saat ini. Apalagi, ayahnya baru saja meninggal dunia pada 1 Oktober 2011 lalu akibat penyakit kanker. Oleh karena itu, jika Indonesia dapat menjuarai SEA Games di cabang sepak bola, Wanggai akan mempersembahkan medali emasnya bagi ayahnya di alam sana. 
"Dia minta aku untuk tekun. Papa (jadi) semangat buat aku," ucapnya. Kemampuan penyerang asal Persidafon Dafonsoro itu memang sudah terlihat menonjol dalam beberapa laga uji coba Timnas. Wanggai menjadi pencetak gol terbanyak untuk tim dengan mengoleksi sembilan gol. Kecakapan di mulut gawang lawan kembali ditunjukkannya dalam pertandingan penyisihan antara Indonesia - Kamboja yang berakhir 6-0 untuk Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar